RSS
Welcome Myspace Comments

Manfaatkan Apa yang Ada!!!


Dalam hidup, muncul banyak sekali permasalahan, khususnya yang berhubungan dengan rumah tinggal. Kebutuhan utama dari sebuah rumah tangga adalah adanya sebuah rumah tinggal yang layak ditempati, tidak harus bagus atau mewah. Sebuah rumah yang sederhana, nyaman, serta sesuai dengan persyaratan untuk kehidupan dan kesehatan akan sangat membahagiakan dan indah untuk didiami sepanjang hibup. Hal ini mengingat manusia adalah sebagai makhluk sosial di muka bumi. Subuah rumah untuk bernaung dan bertempat tinggal sangat diperlukan untuk pembinaan sebuah rumah tangga baru ataupun lama. Dari sebuah rumahlah terlahir manusia-manusia yang baik dan berkualitas.
Di dunia konstruksi, misalnya rumah, gedung, jembatan, pasti membutuhkan beton agar bangunan tersebut kuat dan tidak mudah roboh. Beton dibentuk dari campuran semen, pasir, kerikil, dan air. Pada umumnya dalam pembuatan beton membutuhkan baja untuk memperbesar gaya tarik beton. Namun baja dapat teroksidasi karena udara dari luar masuk dalam baja sehingga baja terebut lama kelamaan menjadi berkarat dan dapat mengurangi kualitas beton.
Menilik letak geografis ataupun astronomis Indonesia yang terletak di antara dua lempeng besar dunia yang menyebabkan Indonesia sangat rawan terkena gempa, oleh karena itu diperlukan juga bahan bangunan yang lebih berkualitas untuk setidaknya dapat mengurangi kerusakan akibat bencana tersebut. Seperti yang kita ketahui,sebagian besar korban tewas akibat gempa adalah korban yang tertimpa bangunan.
Untuk mengurangi resiko tersebut pada masa-masa mendatang masyarakat yang tinggal di daerah rawan gempa patut mempertimbangkan metode-metode pembangunan bangunan tahan gempa. Berkaca dari gempa di Tasikmalaya, berdasarkan laporan terakhir Badan Nasional Penanggulangan Bencana terdapat kurang lebih 80 orang tewas dan 47 orang lainnya dinyatakan hilang, kemudian sebanyak 1.142 orang terluka. Bukankah ini sangat mengenaskan ? Begitu juga sebanyak 1.193 unit bangunan sekolah rusak berat. Hal ini menunjukkan bahwa adanya ketidakpedulian kalangan dunia pendidikan terhadap bangunan tahan gempa.
Kesadaran dari tiap masyarakat sangat diperlukan dalam usaha penanggulangan hal ini. Misalnya kita memanfaatkan bahan / barang bekas yang sudah tidak terpakai lagi. Seperti halnya serbuk kayu ini. Di Sumenep banyak di jumpai mebel – mebel yang membuat berbagai macam pelaratan rumah tangga. Tentu saja dalam proses pembuatan peralatan tersebut menghasilkan limbah yaitu serbuk kayu. Namun, pemanfaatan serbuk kayu tersebut belum optimal dan menjadi limbah yang dapat menimbulkan dapat negatif bagi lingkungan. Serbuk kayu pada umumnya hanya digunakan untuk bahan bakar sederhana seperti halnya kayu bakar. Padahal jika kita lihat struktur yang menyusun serbuk kayu, bukan tidak mungkin serbuk kayu itu bisa menjadi bahan yang lebih berguna lagi. Jadi pemanfaatannya dapat lebih ditingkatkan.
Selain itu, seperti yang kita ketahui, semakin hari harga bahan – bahan bangunan seperti besi semakin mahal saja. Oleh karena itu jika dalam proses pembuatan sebuah bangunan, kita menggunakan beton yang lebih tahan kuat maka bahan besinya pun dapat lebih dihemat.
Oleh karena itu, penulis mencoba meneliti kandungan kimia yang terkandung dalam serbuk kayu jati. Dan ternyata...kayu jati memiliki kandungan selulosa dan lignin yang cukup tinggi. Dengan demikian penulis mencoba mengadakan penelitian tentang pencampuran serbuk kayu dalam pembuatan beton. Selain itu juga pemanfaatan serbuk kayu tersebut dapat mengurangi limbah yang dapat mencemari dan mengotori serta mengganggu kenyamanan masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2009 LITMUS 23. All rights reserved.
Free WPThemes presented by Leather luggage, Las Vegas Travel coded by EZwpthemes.
Bloggerized by Miss Dothy