RSS
Welcome Myspace Comments

From Madura To Madura



Indonesia dikenal kaya akan kebudayaan,tradisi dan pesona alamnya yang mengagumkan. Begitu juga Pulau Madura ,salah satu bagian dari bangsa Indonesia yang dikenal juga sebagai pulau Garam. Pulau di timur pulau Jawa ini pun menyimpan berjuta hal menarik di dalamnya, baik dari segi budaya,seni ataupun pesona alamnya. Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda penerus bangsa seharusnya bisa memelihara dengan baik bahkan lebih baik lagi jika kita mampu mengenalkannya ke seluruh masyarakat dunia. Bukankah tidak baik jika kita hanya menyimpan semua itu untuk kalangan sendiri???
Jika kita ingin mulai mengenal suatu daerah maka, sebaiknya kita harus mengetahui budaya masyarakatnya, walau hanya dalam level yang seminimal mungkin. Seperti yang kita ketahui persebaran suku madura di wilayah Indonesia cukup merata. Dari data yang diperoleh yakni sekitar 9,7 juta jiwa (7,5%) masyarakat Indonesia adalah suku Madura. Jumlah ini menempati peringkat ketiga setelah Jawa (45%) dan Sunda (14%). Oleh karena itu kita harus mengenal tipikal masyarakat madura terutama di kampung halamannya sendiri.
Seperti yang kita ketahui, masyarakat Madura dikenal keras dan kaku. Tapi dibalik semua itu, mereka juga terkenal polos dan jujur. Mungkin, hal inilah yang membuat komunitas suku Madura tidak terlalu sulit untuk menyesuaikan diri dengan orang lain bahkan di luar kampung halamannya sendiri. Selain itu masyarakat Madura juga terkenal dengan perhormatan yang berlebihan atas martabat dan harga dirinya. Dan hal inilah yang sering kali menjadi akar penyebab dari berbagai konflik dan kekerasan. Tapi, jangan khawatir itu hanyalah stigma negatif dari mereka yang kurang paham dengan yang namanya MADURA.
Lebih baik sekarang kita mulai mengenal lebih dalam mengenai budaya,seni,tradisi dan hal – hal lain di Madura, khususnya di Sumenep. Sumenep adalah salah satu bagian dari Pulau Madura yang kaya akan hal tersebut, walau pun demikian bukan berarti Bangkalan,Sampang, dan Pamekasan tidak memilikinya. Hanya saja Sumenep lebih memiliki latar belakang sejarah yang penuh kisah. Buktinya, sejak awal berdirinya, Sumenep telah dipimpin oleh para Adipati dan Bupati hingga mencapai 50 orang dari berbagai figur dan latar belakang yang berbeda. Ke-50 pemegang tampuk pemerintahan Sumenep tersebut salah satunya adalah seorang ratu yakni Raden Ayu Rasmana Tirtonegoro yang memerintah bersama suaminya Bindara Saod Tumenggung Tirtonegoro pada tahun 1750-1762. Sedangkan cucunya Bindara Saod yang bernama Raden Abdurrahman Pangeran Tirtodiningrat Panembahan Nataningrat Sultan Natakusuma I yang memerintah mencapai 43 tahun. Beliau mendapat banyak bintang jasa dari Kerajaan di daratan Eropa dan Asia Barat antara lain :
• Jasa Letter Condign dari T. Stomp son Raffles (Inggris)
• Pangkat General Mayor,dari pemerintah Recumbent Belanda
• Bintang Commandeers deer Order Vander Nederland she Lieu, dari Gubernur General Van Deer Capellen
Sepenggal kisah sejarah di ataslah yang menciptakan beberapa wisata budaya di Sumenep,Madura antara lain Keraton Sumenep dan Museum Sumenep. Keraton Sumenep konon merupakan satu – satunya peninggalan sejarah di Jawa Timur yang selesai dibangun pada masa pemerintahan Panembahan Sumolo (Natakusuma I) yang bergelar Tumenggung Aria Nata Kusuma pada 1780 M. Keraton Sumenep sendiri dirancang oleh Lauw Pia Ngo dari negeri China. Arsitektur keraton merupakan perpaduan Eropa,China dan Arab ditunjang dengan material kayu – kayu dan papan jati yang kokoh dan lebar tanpa sambungan.
Atap limasan sinom dan bubungannya dihiasi dengan bentuk mencuat seperti kepala naga,merupakan pengaruh arsitektur China. Sedangkan bangunan dalem terdapat bentuk gunung dan diselesaikan dengan bentuk mirip cerobong asap dipuncaknya, merupakan bukti pengaruh Belanda dan China.
Selain itu pada ragam hiasnya juga nampak beberapa pola Jawa, Islam dan China yang dipadu cukup menarik. Selain itu terdapat kamar raja, permaisuri, dan mertua yang masih terawat lengkap dengan berbagai koleksinya. Antara lain, ranjang,meja rias dan lemari pakaian yang kesemuanya berupa kerajinan ukir kayu yang bernilai seni dan historis tinggi yang merupakan cerminan budaya leluhur yang tak tertandingi. Sedangkan di lantai dua keraton, terdapat ruang pingit para putri keraton. Ruangan ini pun masih dilengkapi peralatan mebel jaman kerajaan sampai tandu – tandu yang siap diduduki putri yang akan menikah. Konon, di tempat ini para putri keraton diasingkan selama 40 hari menjelang pernikahannya. Di saat itulah mereka akan mendapat berbagai wejangan dan pengajaran untuk menjadi putri sejati yang siap mengabdikan dirinya pada suami.
Selain keraton ada juga Museum Sumenep yang menyimpan banyak koleksi seperti Kereta Kencana,keramik – keramik china, alat –alat kesenian, dan yang terbaru adalah kerangka ikan paus sepanjang 13 meter. Menurut cerita, ikan paus tersebut terdampar di Pantai Kertaseda Kalianget pada tahun 1977 dengan kondisi berat 4 ton, tinggi 4 meter dan panjang 13 meter. Namun dari sekian koleksi yang ada, Kereta Kencana merupakan barang bersejarah yang paling mencolok keberadaannya. Sebab, selain memiliki bentuk yang unik, kondisinya masih cukup bagus. Kereta kencana merupakan hadiah pemerintah Inggris kepada Sultan Abdurrahman. Jika kereta biasa menggunakan pir besi untuk kenyamanan penggunanya, kereta kencan menggunakan bahan kulit sebagai suspensi. Alhasil, saat kereta digunakan, tidak sedikitpun terasa getaran. Asyik kan????
Bukan hanya wisata budaya yang terdapat di madura, jenis kesenian lain yang tak kalah penting adalah Topeng Dalang. Topeng Dhalang Madura merupakan aset budaya nasional yang sering ditampilkan di beberapa tempat, seperti TMMI, TIM (Taman Ismail Marzuki) dan beberapa tempat lainnya. Bahkan topeng dhalang juga pernah ditampilkan di beberapa negara luar seperti Prancis, Jepang dan Amerika Serikat.
Konon, topeng dhalang dikatakan sebagai bentuk kesenian yang paling tua, karena sudah dipergunakan sejak dulu oleh penganut Animisme dan Hinduisme. Menurut babad Madura yang ditulis pada abad 19, topeng dhalang pertama kali dikembangkan pada abad ke-15 di desa Proppo, kerajaan Jambwaringin, Pamekasan pada masa pemerintahan Prabu Menak Senaya. Pada umumnya Topeng Dhalang Madura tidak jauh berbeda dengan kesenian topeng dhalang daerah lain seperti, Jawa, Sunda dan Bali. Namun, seperti yang kita ketahui bahwa setiap daerah itu pasti punya ciri khasnya sendiri,begitu pula Topeng Dhalang Madura. Topeng Dhalang Madura pada umumnya lebih kecil bentuknya kecuali Semar, hampir semua topeng itu diukir pada bagian atas kepala dengan berbagai ragam hias. Dan ragam hias yang paling populer adalah hiasan bunga melati. Ciri khas yang paling spesifik dan tentunya unik adalah dipakainya ghungseng (giring-giring) dipergelangan kaki penari dan ghungseng biasanya dikenakan oleh para pemain yang berperan sebagai tokoh antagonis.
Selain itu topeng yang dikenakan oleh para pemain Topeng Dhalang Madura terkesan cukup sederhana, bersahaja dan agak kaku ukirannya, inilah salah satu hal yang membedakan Topeng Dhalang Madura dengan yang lainnya. Mungkin saja hal ini diindentikkan dengan pembawaan dan karakter orang Madura yang terkesan keras, kaku tetapi polos dan jujur. Nilai plus lain pada Topeng Dhalang Madura adalah suasana dengan nuansa magis yang dibangun oleh bunyi gemerincing ghungseng. Sudahkah anda tertarik dengan kesenian ini???
Semua itu hanya sebagian kecil dari sekian banyak budaya, tradisi dan juga seni yang ada di Bumi Madura. Tentu saja kita harus dengan sepenuh hati menjaga dan memeliharanya. Jadikan itu semua sebagai potensi yang akan menyejahterakan setiap masyarakat Madura (From Madura to Madura). Jangan sampai dengan adanya perubahan zaman ini, budaya kita justru ikut berubah bahkan ikut terkubur bersama kisahnya. Jangan sampai para putra – putri Madura tidak mengenal bahkan malu dengan apa yang dimiliki oleh tanah kelahirannya sendiri. Buatlah citra Madura harum walaupun di belahan bumi lainnya. Hapus semua stigma negatif tentang kita. Ingatlah “Hidup harus dilakukan dengan melangkah kedepan, tapi hakekat hidup itu hanya dapat dipadani dengan menengok kebelakang”.
Oleh :

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2009 LITMUS 23. All rights reserved.
Free WPThemes presented by Leather luggage, Las Vegas Travel coded by EZwpthemes.
Bloggerized by Miss Dothy